Jumat, 12 Agustus 2016

Mustahil Memahami Penegakan Hukum di Indonesia (Ajakan Untuk Berdiskusi)

Sebuah buku tentang Indonesia menjelaskan bahwa begitu banyak hal yang mengherankan Penulisnya tentang keadaan di Indonesia[1]. Dalam penafsiran saya ini dapat disingkat dengan ungkapan “tidak satunya ucapan dengan perbuatan para pemimpin di Indonesia”. Seorang teman berujar “itulah sifat pemimpin politik”, kalau mau murah-hati kita katakan ucapan mereka itu “diplomatis”, kalau kita berang maka dikatakan mereka adalah “pembohong”!
Tetapi saya tidak ingin membawa diskusi ini ke kancah debat tentang  pidato dan janji “surga” para pemimpin politik. Saya hanya mau meninjau dari bahan tertulis yang say baca tentang realitas sosial di Indonesia.Kita mulai dari peristiwa pernyataan Haris Azhar (Kontras) yang mengungkap pernyataan pengedar narkoba Almarhum Freddy Budiman (telah dieksekusi mati), tentang terlibatnya oknum TNI dan Polisi dalam peredaran narkotika di Indonesia. Sebelumnya KomJen Pol. Budi Waseso (Badan Narkotika Nasional) juga pernah mengakui sulitnya memberantas perdagangan illegal narkoba di Indonesia, karena adanya oknum-oknum aparat TNI,Polri dan BNN yang bermain. Tentunya hal seperti ini tidaklah harus dianggap mustahil, lihat saja literatur tentang usaha pemberantasan narkoba di negara-negara maju demokratis yang lebih terbuka dalam informasinya.Banyak juga cerita tentang “korupsi” oleh oknum alat penegak hukum (polisi dan penuntut umum) serta peradilan (hakim dan advokat). Mengapa harus dianggap hal ini mustahil di Indonesia ?
Bagi saya yang adalah  aneh, karena TNI dan Polri langsung melawan, dengan melaporkan Haris Azhar melakukan fitnah. Apakah keterlibatan oknum TNI dan Polri ini mustahil ? Media massa sempat beberapa kali dengan geram memberitakan bahwa peredaran illegal narkoba di Indonesia dikendalikan oleh Terpidana narkoba yang sedang menjalankan masa pidananya di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). Bagaimana hal itu mungkin – perkiraan orang awam ini pasti mustahil. Tetapi saya membaca buku laporan keadaan peredaran illegal narkoba di  Lapas Kerobokan[2] dan di pulau Bali[3]. Ternyata menyeramkan sekali ! Kalau kita percaya separuhnya saja tentang faktanya (separuhnya lagi kita anggap penafsiran Penulisnya), maka sudah terpecahkan bagaimana peredaran narkoba dapat dikendalaikan dari Lapas dengan bantuan petugas Lapas dan Polri. Tidak tertutup kemungkinan oknum-oknum Jaksa, Hakim dan Pejabat setempat juga terlibat. Minimal dengan cara “tutup mata” (orang Betawi menamakannya “belaga pilon”). Jadi bukan mustahil ! Apakah ini fiksi ? Saya pikir tidak ! Kenapa ini beredar, tanpa digugat seperti Haris Azhar ? Lihatlah kutipan di bawah ini :
   “Snowing in Bali is the story the drug trafficking and dealing scene that’s made Bali one of the world’s most important destination in the global distribution of narcotics… From the highs of multi-million dollar deals to the desperate lows of death row in Indonesian high security jail, Snowing in Bali is a unique, uncensored insight into a hidden world”.
   “Hotel K is the schocking inside story of the jail and its inmates, revealing the wild ‘sex nights’ organized by corrupt guards for the prisoners who have cash to pay, the jail’s ecstacy factory, the killings made like suicides, the days out at the beach, the escapes and the corruption that means anything is for sale …”
Buku-buku ini pasti dibaca di dunia internasional dan sudah beredar beberapa tahun! Bagaimana kredibilitas Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dimata dunia luar negeri ? Beliau (atas nasihat KemHukham, JA dan MA?) menyatakan akan menolak semua grasi napi narkoba yang dihukum mati. Jaksa Agung mencoba untuk meningkatkan citranya dengan melaksanakan eksekusi pidana mati, dengan sebelumnya melakukan berbagai wawancara di media massa.Sekarang ada berita tentang “curhat” seorang pengedar narkoba (diberitakan dapat dilakukannya dari dalam Lapas), dan Petinggi TNI dan Polri marah dan “minta bukti”. Bacalah kedua buku Kathryn Bonella tentang Bali dan seharusnya Presiden segera memerintahkan pembentukan suatu Tim Independen yang punya integritas untuk menelisik kebenaran cerita Freddy Budiman, maupun Kathryn Bonella ! Ini tidak terjadi, mengapa ?

Untuk Blog MR –  8 Agustus 2016

[1] Elizabeth Pisani,2014, Indonesia Etc.Exploring the Improbable Nation, The Lontar Foundation.
[2] Kathryn Bonella,2012,The Schocking Inside Story of Bali’s Most Notorious Jail Hotel K,
[3] Kathryn Bonella,2015,Snowing in Bali The Incredible inside Account Of Bali’s Hidden Drug World,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar